Resensi Novel Eliana karya Tere-Liye





Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra. Novel biasanya berisi cerita yang menarik untuk dibaca. Tak jarang kalangan muda gemar sekali membaca novel. Selain itu, novel juga memiliki nilai-nilai dalam kehidupan yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kesempatan kali ini saya akan membahasan tentang salah satu novel karya penulis terkenal Tere-Liye yang berjudul Eliana. Berikut resensi dari novel Eliana.

GADIS KECIL PEMBERANI
   A.    IDENTITAS BUKU
·         Judul Buku/Novel       :Eliana
·         Penulis                         :Tere-Liye
·         Isi                                :519 halaman
·         Penerbit                       :Republika Penerbit
·         Kota Terbit                  :Jakarta
·         Tahun Terbit                :2011

Image result for NOVEL ELIANA-TERE LIYE

                                                                  COVER DEPAN    
                            
   B.     SINOPSIS BUKU
            Novel ini menceritakan tentang seorang gadis kecil berusia 12 tahun yang bernama Eliana. Ia memiliki 3 orang adik yang bernama Burlian, Pukat, dan Amelia. Diantara mereka berempat, Eliana lah anak yang paling pemberani. Mereka tinggal bersama Bapak dan Mamak di suatu daerah di Pulau Sumatera. Suatu hari, bapaknya bernama Syahdan mengajak Eliana dan Amelia pergi ke kota kabupaten. Di sana Pak Syahdan akan mengurus suatu hal yang penting. Ia pergi ke gedung biru untuk menemui beberapa orang di sana dan meminta Eli dan Amel agar menunggu di took emas Koh Acung. Setelah beberapa lama, mereka berdua sudah tidak sabar lagi menunggu Bapak dan memutuskan untuk menyusulnya ke gedung biru. Di gedung biru terdengar sedikit keributan dan Eliana mengenali salah satu suara dalam keributan itu. Segera Eliana membuka pintu ruangan sumber keributan dan ikut dalam perdebatan yang sengit itu.
            Saat perjalanan pulang, ia dimarahi bapaknya karena kejadian tadi. Selain itu, ia juga mendapat nasihat yang bijaksana dari bapaknya. Eliana membuat keributan tadi karena tidak terima bapaknya dihina dan ia tidak senang akan rencana penambangan pasir yang ingin dilakukan di kampungnya. Ternyata alasan yang kedua benar-benar membuat Eliana marah hingga akhirnya dia sangat membenci “Johan”(nama pemilik tambang pasir)yang sekaligus menghina bapaknya. Eli sampai bersumpah mmbencinya untuk selamanya dan akan menghentikan rencana penambangan pasir apapun caranya. Ia memutuskan untuk mengajak temannya, Hima, Damdas, dan Marhotap melawan para petugas tambang yang datang dari kota provinsi. Mereka menyebut genk itu “Empat Buntal”. Pada suatu malam, ketika semua anak kampung selesai mengaji di rumah Nek Kiba, Marhotap berencana menyerang truk-truk besar penambang dengan balon yang diisi minyak tanah dan mengajak tiga temannya tetapi tidak seorang pun mau menemaninya. Dia terpaksa harus melakukannya sendirian. Semenjak malam itu, Marhotap bagaikan hilang ditelan bumi tak ada yang mengetahui keberadaanya. Sekarang, mereka hanya tinggal bertiga untuk melawan para petugas tambang. Hingga akhirnya mereka mengajak Anton yang juga teman sekolah mereka untuk bergabung dalam misi itu. “Empat Buntal” dengan susah payah menggagalkan penambangan pasir hingga mereka harus benar-benar bekerja keras. Pada suatu ketika saat mereka sedang menjalankan misi, mereka berempat terjebak di dalam kontainer.
            Alam mulai menunjukkan amarahnya pada petugas tambang pasir. Saat itu hujan terjadi sangat deras hingga menyebabkan tanggul jebol dan banjir bandang. Semua isi kampung luluh lantak dan rata tanpa terlihat adanya bekas aktivitas penambangan pasir. Air terlihat menjadi keruh. “Empat Buntal” yang terjebak di dalam kontainer akhirnya selamat. Dua puluh tahun berlalu. Kini Eliana sudah menjadi pengacara yang terkenal di kota provinsi. Selain itu, Marhotap yang dulu hilang sudah ditemukan keberadaannya hanya tinggal jasad di tengah kubangan lumpur.
   C.     KEPENGARANGAN
Tere-Liye berhasil melukiskan kehidupan di desa  yang menjadi latar belakang cerita ini dengan begitu nyata. Pembaca akan merasa sedang hidup di desa yang masih tradisional dengan budaya daerah yang masih kental. Tere-Liye juga melukiskan suasana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan begitu mengesankan sehingga mudah untuk dibayangkan.
   D.    KELEBIHAN BUKU/NOVEL
·         Ceritanya menarik,mengisahkan tentang anak perempuan yang pemberani dan tidak mudah putus asa.
·         Ilustrasi yang digunakan mudah dibayangkan.
·         Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari yang mudah dipahami.
·         Menceritakan kehidupan sehari-hari yang terkesan nyata`
   E.     KEKURANGAN BUKU/NOVEL
·         Banyak mengulangi kata-kata yang tidak perlu.
·         Terdapat kata-kata yang kurang dimengerti.
·         Cerita di bagian awal membingungkan.
·         Terdapat beberapa alur cerita yang membingungkan.
   F.      KESIMPULAN
Novel ini sangat cocok dibaca oleh remaja karena ceritanya menarik, penggambaran kejadian mudah dibayangkan dan berisi beberapa nasihat yang bijak dalam kehidupan sehari-hari . Selain itu, novel ini bisa dijadikan sebagai bacaan keluarga karena menggambarkan kehidupan sehari-hari yang terasa nyata.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Remaja